Kata ‘Gerilya’ sangat melekat di telinga kita, karena kata itu menjadi kunci kemenangan para pejuang leluhur kita dalam melawan penjajah. Berbekal senjata sederhana dengan jumlah personil jauh dari lawan atau Belanda dan sekutunya, namun semangat juang yang luar biasa menghasilkan kemenangan. Kiranya itulah yang menjadi motivasi tim Basket SMAN 1 Kota Probolinggo dalam event DBL di Jember 2023. Sebagai warga SMASA, bulan agustus adalah bulan istimewa karena bertepatan dengan hari lahir SMAN 1 kota Probolinggo tepatnya ke 63 pada tahun ini. Dan sudah menjadi agenda tahunan setiap bulan agustus SMASA membuat pesta yang di ikuti seluruh warganya yang terdiri dari lomba antar kelas dan selalu seru tentunya.
Tim Basket SMAN 1 kota Probolinggo menerima undangan DBL Jember dengan penuh suka cita. Berbagai persiapan pun di rancang dengan seksama mulai dari suporter dan tim Cheeleder untuk turut meramaikan pertandingan tim Basket SMASA. Tim Basket SMASA beserta para pendukung harus menerima beberapa aturan sekolah, salah satunya adalah membatasi jumlah seporter hanya dengan 20 personil. Sungguh jumlah yang jauh dari harapan, apalagi bila dilihat suporter lawan dengan jumlah yang jauh lebih besar hingga mengerahkan beberapa bus untuk menampung para suporter. Tentu dapat di bayangkan betapa sepinya seporter 20 personil di bandingkan suporter lawan. Sekali lagi tim SMASA tidak pernah mengeluh dan tetap patuh pada aturan sekolah. Dengan coordinator suporter Azzam Akmaludin, para suporter SMASA tak pernah gentar membela tim kebanggaan mereka di event DBL Jember. Ternyata perjuangan pahlawan SMASA tidak sia-sia, SMASA mampu memukul mundur SMA 3 Jember dengan perolehan pelak seperti pada gambar berikut. Pada hari berikutnya, tim basket SMASA Probolinggo harus mengakui kekuatan lawan SMASA Jember yang akhirnya menjadi juara bertahan 2 tahun berturut-turut.
Kekalahan tim basket SMASA Probololinggo bukan akhir cerita dari event DBL Jember 2023. Cheers one membalas kekalahan itu menjadi kemenangan di peringkat ke 2 dan Azzam Akmaludin sebagai koordinator suporter membuat juri simpatik dengan keteguhannya berdiri tegak membela SMASA Probolingggo hingga meraih predikat Best Coordinator Suporter. Sungguh suatu perjuangan di masa milenial. Cerita ini harus menjadi motivasi untuk semua warga SMASA Probolinggo, tetaplah optimis dengan mengikuti aturan yang ada ‘karena kemenangan selalu di tangan yang benar’.