Anindya Rizky Rahmadhani, nama yang tidak asing untuk guru-guru SMAN 1 Probolinggo. Bagaimana tidak Anindya adalah siswa yang aktif dalam OSIS pada masanya. Setelah lulus dari SMASA, Anindya tidak berhenti mencallance dirinya dengan mengikuti berbagai kompetisi seperti Kang Yuk Probolinggo, Gadis Sampul dan Raka Raki hingga Duta Bahasa tingkat provinsi. Awal mengikuti Kompetisi Duta Bahasa, Ànindya mendapatkan informasi dari instragràm dan mendaftar pada tanggal akhir pendaftaran. Anindyà mengikuti Kompetisi ini sebagai individu dengan membawa nama kota Probolinggo sesuai domisili di KTP. Tahap seleksi pertama adalah pemberkasan yang terdiri dari curŕiculum vitae dàn sertifikat yang di miliki, diambil menjadi 50 peserta. Kemudia Test essay, wawàncara tentang kebudayaan, Tri Gatra Bangun Bahasa, program kerja, Bahasa Inggris dan kepribadian kita. Test selànjutnya adalàh test toufel versi bahasa inďonesia atau UKBI diambil menjadi 10 peseta. Setelah itu di karantina dan menjalani test presentasi tentang unjuk kerja.
Kesan Ànindya mengikuti Kompetisi ini adalah kemampuan kognitif harus kuat. Karena kompetisi ini berbeda dengan sebelumnya yang balance antara penampilan dan pengetahuan. Jadi kompetisi Duta Bahasa ini jauh lebih menantang, apalagi peserta lain tampak pintar-pintar dari berbagai kota besar. Perasaan takut dan grogi pasti ada, namun semua itu harus di lawan dengan mengubah ketakutan menjadi motivasi. Jadi adik-adik SMASA jangan takut berkompetisi, gagal atau kalah itu lebih baik dari pada tidak pernah mencobanya. Setidaknya kita sudah memenangkan rasa takut dalam diri kita. Dan kekalahan akan menjadi pengalaman berharga untuk membuat kita bermimpi lebih tinggi lagi. Janganlah takut untuk bermimpi, dan beranilah mewujudkan mimpi itu.