Deklarasi Anti Perundungan
Roots day diawali acara deklarasi SMAN 1 Kota Probolinggo menolak tindakan perundungan dibuka oleh waka kesiswaan Bapak Heky Siswanto. Setelah melewati masa latihan selama 10 hari, para peserta didik agen perubahan yang berjumlah 30 orang menampilkan apa yang mereka pelajari dari Direktorat Pusat Kemendikbud. Mereka berkewajiban menjadi panutan bagi siswa lain untuk memberantas tindakan perundungan. Sesuai dengan amanat UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak, serta Permendikbud Nomor 80 Tahun 2015 tentang pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan. Setelah acara ini, diharapkan tidak ada lagi tindakan perundungan di lingkungan sekolah. Menurut riset yang di himpun Kemendikbud, “Sebanyak 50% anak-anak melakukan bullying dan kekerasan baik verbal maupun nonverbal. Maka dari itu, saya harap dengan melakukan deklarasi, nantinya tidak ada lagi perundungan di SMAN 1 Kota Probolinggo.” Ujar Bapak Drs. Mohamad Zaini, M.Pd. Beliau juga berharap kepada seluruh warga sekolah beserta wali murid, bahwa setelah deklarasi tersebut tidak akan ada lagi tindak kekerasan sehingga para siswa dapat benar-benar merdeka belajar. Inti acara dilanjutkan dengan penayangan video anti perundungan. Video tersebut berisi segala kegiatan yang dilakukan para agen perubahan selama pelatihan.
Pada setiap kegiatan, selalu ada materi mengenai perundungan, mulai dari penyebab perundungan sampai faktor-faktor penyebab perundungan, serta ada penugasan bagi setiap agen perubahan. Selanjutnya, ditampilkan lagu tentang profil pelajar pancasila dan misi tentang perilaku bullying dan persahabatan oleh agen perubahan SMAN 1 Kota Probolinggo. Puisi tentang bullying juga dibacakan di tengah-tengah lagu. Setelah itu, ada juga penampilan drama tentang pembullyan oleh agen perubahan dengan tema pembullyan di sekolah. Sebagai bentuk penghargaan, pemberian hadiah dilakukan kepada pemenang kategori agen perubahan terbaik dan poster terbaik. Roots Day merupakan awal yang baik untuk mencegah tindak perundungan atau pembullyan, serta kekerasan baik verbal dan nonverbal di lingkungan SMAN 1 Kota Probolinggo. Setelah Roots Day berakhir, kegiatan diisi dengan Gebyar SMASA dan Pameran Ekspo yang merupakan wadah kreativitas bagi para peserta didik.